Halo sobat BASIS!
Artikel #3 kembali menghadirkan mahasiswa yang cerdas dan berprestasi untuk berbagi pengetahuan kepada sobat-sobat sekalian. Mahasiswa yang sedang menjalani studinya di Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia ini bernama Nur Alfitra Mappunna yang kerap disapa Kak Alfitra. Mahasiswa kelahiran 24 November 1999 ini sudah mengoleksi banyak sertifikat dari berbagai perlombaan, terutama lomba debat. Pada tahun 2020, Kak Alfitra berhasil meraih posisi juara 1 Lomba Debat Ekonomi Politik SPECTA yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Makassar, ia juga memenangkan kategori Best Speaker pada lomba debat Nasional Ekonomi Politik Festival Aspirasi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Selain itu, ia juga menjadi salah satu delegasi pada Istanbul Youth Summit, Turki 2021. Dan masih banyak prestasi lagi.
Tetapi, sebagai manusia yang berproses, kegagalan tentu saja pernah datang menghampirinya. Salah satu kegagalan yang membuat Kak Alfitra kecewa dan ingin menyerah pada keadaan adalah saat ia dinyatakan tidak berhasil menjadi seorang taruna. Ia merasa bahwa waktu dan kerja kerasnya selama ini tidak bisa patah begitu saja. Namun, untuk melanjutkan perjuangan, akan ada banyak pula hal yang harus dikorbankan, salah satunya adalah perkuliahan yang nantinya akan terbengkalai. Maka dari itu, Kak Alfitra mencoba bangkit dan meyakinkan dirinya bahwa menjadi mahasiswa hukum di UMI adalah jalan yang terbaik baginya. Karena tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Kak Alfitra mulai memaksimalkan minat dan bakat yang ia miliki dalam bidangnya. Meskipun tidak memiliki pelatihan khusus dalam pengembangan minat bakatnya, ia mengatakan bahwa penting untuk menjaga apa yang sudah menjadi mimpi kita sehingga mampu mengetahui proses bagaimana yang nantinya akan kita tempuh untuk mengembangkan minat dan bakat kita. “Apabila kita terus meratapi kegagalan maka kita akan berada di situasi yang sama dan akan mengalami berbagai kesulitan untuk beradaptasi di situasi yang kita hadapi sekarang,” jelasnya. Meskipun tidak lulus AKMIL, dari pengalaman ini Kak Alfitra dapat menyadari bahwa kita hidup di era yang penuh dengan kompetisi. Ditandai dengan gencarnya para milenial untuk menggapai impian dengan terus mengupayakan dirinya untuk produktif di kesehariannya.
Terkait dengan Pandemi COVID-19 yang sedang terjadi, Kak Alfitra percaya bahwa situasi dan kondisi ini bukanlah penghalang bagi kaum muda untuk berprestasi. Jika kita melihat dari sudut pandang lain, bisa saja keadaan ini malah berubah menjadi peluang, dimana kita dapat mengikuti berbagai perlombaan yang diadakan diluar kota atau hingga ke tingkat Nasional dari rumah saja. Maka dari itu, meningkatkan produktivitas sangatlah penting untuk kita agar bisa tetap berkarya dan berkompetisi. Kak Alfitra juga mengatakan bahwa, untuk menjalani kehidupan mahasiswa yang aktif di perkuliahan dan mengikuti banyak perlombaan, tentu saja time management yang baik akan sangat membantu, Kak Alfitra percaya bahwa skala prioritas sangatlah penting untuk membantu kita keep in track. Dengan skala prioritas yang ada, kita dapat mendahulukan kepentingan yang mendesak dan menaruh kepentingan lain yang tidak begitu mendesak di nomor sekian.
Selain time management yang baik, Kak Alfitra merasa bahwa dukungan dari orang-orang sekitarnya juga sangatlah krusial dalam membantu dirinya untuk menggapai keberhasilan. Kak Alfitra menyebut orang-orang itu sebagai support system. “Seorang aktivis bukanlah seorang yang aktif turun di jalan, memiliki nilai IPK sempurna ataupun seorang mahasiswa yang organisatoris serta struktural, tetapi aktivis adalah ia yang mampu memproporsikan dirinya ke segala hal dan tidak terbatas hanya menonjol dalam satu aspek saja,” jelas Kak Alfitra mengutip kalimat dari seniornya. Kutipan ini membuat Kak Alfitra termotivasi untuk tidak sekadar melaksanakan kewajiban akademiknya, tetapi juga menjalankan perannya sebagai agent of change dengan cara menjadi penghubung aspirasi masyarakat.
Kak Alfitra mengatakan bahwa berprestasi dalam bidang kelombaan adalah salah satu faktor penunjang untuk berprestasi, tapi bukan satu-satunya bentuk prestasi. Sebagai mahasiswa, tentunya tujuan awal kita adalah menuntut ilmu di kelas, maka dari itu, mendapatkan IP yang baik sebagai hasil dari proses akademik yang baik pula adalah hal mendasar bagi seorang mahasiswa.
Last but not least, Kak Alfitra juga membagikan tips dan trick untuk mendapatkan beasiswa nasional maupun internasional. Menurutnya, giat dalam mencari ilmu baik itu ilmu akademik maupun nonakademik adalah salah satu kiat yang bisa kita lakukan. Karena tentu saja pihak penyelenggara beasiswa akan memilih mereka yang memiliki prestasi mumpuni. Ia mengutip perkataan dari Socrates yang kurang lebih berbunyi, “Ilmu itu layaknya udara, ia berada di mana saja, maka ia dapat dipelajari di mana saja.” Selain itu, mengenai ajang kepemudaan, sederhananya kita perlu membekali diri dengan persyaratan dalam penyeleksiannya agar kita bisa mulai membenahi dan memantaskan diri. Ia menambahkan bahwa skill berbahasa inggris juga penting dalam seleksi kegiatan internasional. Sesuai dengan perkataan dari Kak Alfitra, teruslah belajar hingga mimpi kita dapat tercapai. Sampai ketemu di artikel selanjutnya!
Comments